Tuesday, June 27, 2017

Penyandang Tuna Daksa Kesehariannya Berjualan Buah



Selasa 13 Juni 2017,  08:30 WIB
Penyandang Tuna Daksa Keseharian Berjualan Buah
NiaDamayanti-LabFotografi

















Berjualan  menggunakan tongkat dan gerobak, Senin (12/6/2017). Niadmt

MUNJULNEWS- tuna daksa adalah orang yang mengalami kecacatan fisik, cacat tubuh. Seperti yang dialami Suyadi(52) atau biasa di panggil Yadi. Lahir di Solo, 3 April 1965. Menikah pada tahun 2004 dengan Painem(50).

Di tahun 2005 mereka pindah dari Solo ke Jakarta. Menempati rumah kontrakan di jalan gang Buntu Munjul,Jakarta Timur. Dari pernikahan mereka memiliki 2 anak, yang pertama bernama Ali sudah bersekolah kelas 5 SD , yang kedua bernama Arasi baru 2 tahun.

Terlahir normal, ketika umur 3 tahun mengalami sakit polio panas tinggi lalu disuntik malah jadi lumpuh kaki sebelah kiri, “dulu masih belum ada pengobatan gratis belum ada BPJS jadi saya Cuma ke puskesmas disuntik jadi injeksi lumpuh gak bisa jalan sampe sekarang ” katanya.

Meskipun kaki nya tidak sempurna namun tekat dia untuk bekerja sangatlah kuat. Berawal pada tahun 2005 Yadi bekerja sebagai kuli angkut beras di pasar,tukang cuci, tukang gosok. Apapun pekerjaannya akan ia lakukan demi mendapatkan uang “semampu fisik saya, saya anggap itu mampu saya akan jalani yang penting dapat uang”, ucapnya.

Pekerjaan itu dilakukan selama kurang lebih 2 tahun, setelah itu ia beralih profesi. Pada  tahun 2008 ia mulai berjualan jamu dan kopi setiap hari dengan menggunakan gerobak dan tongkat kayu untuk membantu ia berjalan . Berjualan di sekitaran jalan munjul dari pukul 10:00WIB sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, tergantung sehabisnya buah  yang dijual. Di bulan Ramadhan hanya berjualan buah-buahan seperti buah Pepaya dan Melon.

Penghasilan yang didapat sehari-hari tidak menentu “kadang ada angin segar, ada angin lesu”, ujarnya. Tetapi keuntungan lebih terasa ketika bulan Ramadhan “namanya bulan penuh rahmat jualan apa saja bisa laku. Jadi cepet balik modalnya”, katanya.

Istrinya pada saat ini hanya mengurus rumah dan anak-anaknya, karena Yadi ingin istrinya fokus ke anak-anaknya. Jika anaknya sudah besar ia baru mengijinkan istrinya untuk berjualan jamu untuk membantu perekonomian mereka.

Menurut Yadi yang paling penting dalam sehari-hari bisa mencari makan untuk keluarga, untuk kebutuhan yang lain di nomer dua kan olehnya. Semangat dan gigih dalam bekerja dilakukan untuk keluarga tercintanya demi memenuhi tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.
Baginya akan ada segala cara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya “ tapi Alhamdulillah Allah Maha Kuasa apa pun kalau ada niat insyaallah semua bisa” ucapnya yang begitu semangat.(ND)


No comments:

Post a Comment